Makalah Analisis Proposal Usaha "Pangsit Petak Umpet"
MAKALAH
ANALISIS PROPOSAL USAHA
“
PANGSIT PETAK UMPET “
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN
Dosen
pengampu : Dr. Drs. Sukirman, SPd., SH., MM
Disusun oleh :
Airin Rizqi Ananda
NIM : 201511315
Kelas : 4 D
Program Studi Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas Muria Kudus
2017/2018
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya. Penyusun dapat menyelesaikan Makalah Analisis Proosal Usaha “ PANGSIT PETAK UMPET” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalahl ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Program Studi Manajemen.
Penulisan
makalah ini didasarkan pada referensi yang ada baik dari buku maupun sumber
lainnya yang terkait. Dengan ini penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr. Drs. Sukirman, SPd., SH., MM selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini.
2.
Orang tua yang telah memberikan kesempatan dan
dukungan bagi kami baik moral maupun material.
Makalah ini merupakan
tulisan yang dibuat berdasarkan sumber yang telah didapatkan oleh penyusun.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan, penyajian maupun dalam tata
penulisan. Akhir kata selamat membaca dan terimakasih.
Kudus, 2017
Penyusun
RINGKASAN
Wirausahawan adalah
sesesorang yang mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis
yang dipilihnya dan berani mengambil risiko yang akan terjadi. Maka, saya
memilih untuk menjalankan bisnis usaha yang bergerak di bidang kuliner. Yaitu,
pangsit petak umpet.
Pangsit adalah kulit yang terbuat dari tepung terigu dicampur air dan bahan
lainnya, dibentuk menjadi lembaran tipis
dan elastis, sehingga bisa untuk membungkus. a. Permintaan akan kebutuhan kulit
pangsit semakin berkembang seiring
bertambahnya berbagai jenis usaha kuliner yang membutuhkan kulit pangsit tersebut. Namun, kebanyakan para pedagang hanya menjadikan
pangsit sebagai kerupukpangsit yang biasanya menjadi pelengkap bakso dan lain
sebagainya.
Bedanya, di
sini penulis mengolah produk pangsit dengan isian yang bermacam-macam. Dan
menjadikan pangsit sebagai camilan yang kaya rasa. Bukan hanya di gunakan
sebagai pelengkap di bakso. Dan yang paling penting sehat di konsumsi oleh
semua kalangan, terutama anak-anak. Dan penulis memberi nama produk ini “
PANGSIT PETAK UMPET “. Karena konsumen tidak tahu apasaja isian yang ada di
dalamnya.
Di harapkan
produk ini akan menjadi inovasi camilan dari sajian pangsit dan di kenal
masyarakat luas dan menambah daftar camilan yang enak dan sehat. Dengan
menggunakan strategi yang baik dan mampu mengenali maupun mengatasi
risiko-risiko dan kendala-kendala dalam usaha ini.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. ii
RINGKASAN
......................................................................................................................... iii
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 2
2.1
Wirausahawan....................................................................................................................... 2
2.2 Jiwa Wirausaha..................................................................................................................... 4
2.3 Risiko Usaha......................................................................................................................... 8
BAB III ANALISIS USAHA PANGSIT PETAK UMPET............................................... 17
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 22
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 22
4.2 Saran................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wirausahawan adalah sesesorang yang mampu berpikir
kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis yang dipilihnya dan berani
mengambil risiko yang akan terjadi. Maka, saya memilih untuk menjalankan bisnis
usaha yang bergerak di bidang kuliner. Yaitu, pangsit petak umpet.
Pangsit kering atau juga di sebut pangsit goreng merupakan salah satu
makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama. Makanan ringan
ini akrap dijadikan tambahan pada bakso malang yang menambah kenikmatan saat
memakannya. Selain sebagai tambahan untuk bakso pangsit juga bisa dijadikan
camilan nikmat yang dinikmati bersama sama maupun dinikmati sendiri.
Dari sinilah saya memilih merintis usaha Pangsit Petak
Umpet. Saya memilih untuk mengembangkan pangsit yang biasanya hanya di gunakan
sebagai pelengkap di bakso, menjadi camilan yang dapat di konsumsi setiap saat
oleh semua kalangan. Tentunya murah, sehat dan cocok untuk camilan anak-anak.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah
Yang Di Maksud Kewirausahaan?
2. Adakah Jiwa Wirausaha dalam diri kita?
3. Apa Sajakah Risiko Yang Akan Di Hadapi?
4. Strategi Apa yang harus Di Lakuakan Agar Usaha tidak
Mati?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 WIRAUSAHAWAN
2.1.1 Pendahuluan
Pengertian
Wirausahawan ( enterpreneur ) menurut Kurotku dan Hodgetts (2001)
menyatakan bahwa entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai beikut:
The entrepreneur is one who
undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut:
An entrepreneur is one who creates
a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the
necerssary resource to capitalize on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi
risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
1.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai
kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.
Berani menanggung dan menerima risiko
bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.
Bisnis yang sedang ditekuni akan
mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.
Perusahaan akan membuat inovasi dan
terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
2.1.2
Risiko dan Karakteristik
Landau
( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar
klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut
sebagai berikut :
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Gambler
merupakan entrepreneur juga, tetapi
selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang
mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya
juga tinggi.
Berdasarkan
karateristik entrepreneur yang
dikemukakan oleh ahli dapat
disimpulkan bahwa entrepreneur harus
memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil
resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur
menemui tekanan ( stress ) setiap
inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian,
menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi
dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai
2.1.3
Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi
tekanan enterpreneur harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot
dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang
perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1. Menciptakan
networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan enterpreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja : enterpreneur mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu enterpreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
: enterpreneur harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh
uraian tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta
keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2 JIWA
KEWIRAUSAHAAN
2.2.1 Pendahuluan
Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut.
Tabel
2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya diri.
|
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
|
Berorientasi pada tugas dan hasil.
|
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan
kuat, energik, dan inisiatif
|
Pengambil resiko.
|
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berotientasi ke masa depan.
|
Pandangan kedepan, perseptif.
|
2.2.2 Jati diri Wirausaha
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah.
Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
2.2.3 Sikap
Karir
Pelaku
bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang
dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku
usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam
jenis pekerjaan tersebut.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. berorientasi
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada sukses masa depan.
6. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
7. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai
banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan
non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan
dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan
tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
8. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan
9. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
10. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
11. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
12. Mengampil
kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
2.2.3 Sikap
Mental
Pelaku usaha
memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran
berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap
pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagai
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir yang besar-besar.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
5. pikiran
harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai
permasalahan.
2.2.7 Perilaku Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman
negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua
peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap
positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.
Pilih sasaran positif dalam bekerja.
2.
Bergaul dengan orang yang berpikir dan
bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar
berimbas pada diri sendiri.
3.
Jauhi pikiran dan ide negatif.
4.
Diri sendiri yang mengendalikan pikiran
dan gunakan pikiran secara produktif.
5.
Selalu awas terhadap peluang-peluang
untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja
maupun kehidupan masyarakat.
6.
Tinggalkan suatu ide jika tidak
menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang
tidak akan berhasil secara memuaskan.
7.
Percaya diri sendiri dan bakat, sukses
datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan
sepenuhnya.
3.3 RISIKO
USAHA
3.3.1 Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil
: mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi
realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga
risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada
situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar ytetapi dapat
dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi.
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak
takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian
pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan
kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu
ada.
3.3.2 Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya
membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya
tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini
mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi
semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku
usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan
menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif
yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1.
Kemampuan
daya tarik setiap alternatif
2.
Kesedian
menerima kerugian
3.
Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan
4.
Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada
perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.
Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.
Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.
Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi
kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
3.3.3 Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang
paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang
dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan
pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa
risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang
diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang
kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu
mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan
bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan
kegiatan bisnis.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Faktor-faktor yang
dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri
sendiri.
3.3.4 Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting
wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif.
Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap
mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling produktif.
3.3.5 Tipe Pengambil
Risiko
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila
organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha
sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan
ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide tersebut.
Sebaliknya, pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri
dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang
kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima
perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan
jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam
dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan
sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
3.3.6 Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti
dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan
perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang
terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan
bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada
orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibaqt negatif maupun positif berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu
menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan
orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi.
Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai
waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau
pengembangan produk-produk baru.
3.3.7 Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan
apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan
akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka
dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari
pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun
mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan
keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka
segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan.
Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama tidak
berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian
dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko
yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik
menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan
penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani
persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan
persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan
memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1. Keyakinan diri,
2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya
untuk mengubah keadaan,
3. Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis
dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4. Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang
telah ditentukan.
3.3.8 Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam
melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan
menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu
mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah
digariskan. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan
pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri
sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang
mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut ini:
1. Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2. Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3. Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko
diambil?
4. Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu
mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5. Mengapa risiko ini penting?
6. Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7. Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai tujuan?
8. Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9. Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum
mengambil risiko?
10. Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa
tujuan telah tercapai?
11. Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai
tujuan?
Proses
pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat
mengakibatkan kegagalan.
3.3.9 Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin
diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat
beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita
wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang
bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan
penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan.
Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1. Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada
tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah
alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a. Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b. Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi
permintaan,
c. Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
d. Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih
kecil.
2.
Tujuan dan
Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan
kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan
dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh
atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan
apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan.
Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan
penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan
risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan
sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai
alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya
dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial.
Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”,
sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial?
Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif
yang dapat dijalankan.
4.
Kumpulkan
Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara
intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara
realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai
kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat
dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan
kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a. Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah
modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan
persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c. Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah
untuk membuat produk-produk lain?
d. Apakah ada kemungkinan para pembekal dan
subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap
alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan
masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk
perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan
atau produsen peralatan.
5. Minimkan Risiko
Menentukan
langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan
perusahaan,
b. Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan
(demi keuntungan),
c. Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk
mewujudkan perubahan,
d. Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan
strategi.
6.
Rencanakan dan
Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah
rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas,
seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan
balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan.
BAB III
ANALISIS USAHA PANGSIT PETAK UMPET
3.1 Wirausahawan
Seorang wirausahawan adalah mereka yang akan, sedang dan
yang mengembangkan usaha yang di pilihnya dan berani menanggung risiko dalam
sebuah bisnisnya. Dalam hal ini saya memulai belajar menjadi seorang wirausaha dengan
membuka usaha kuliner, yaitu camilan pangsit goreng dengan berbagai isian rasa.
Dengan mengembangkan inovasi-inovasi untuk kedepannya. Dan saya tentunya akan
siap menanggung risiko dari usaha yang telah saya pilih.
3.3.1 Risiko dan Karakteristik
Dalam menjalankan sebuah
bisnis, tentu banyak risiko yang akan di hadapi. Terlebih saya pertama kalinya
menggeluti usaha di bidang kuliner. Tentu tidak mudah untuk menjalankan usaha
pangsit petak umpet yang saya pegang sendiri.
Tetapi dengan semangat yang besar dan kerja keras, saya
berusaha memulai usaha pangsit petak umpet tanpa memikirkan risiko kedepannya.
Karena saya yakin apapun halangan dan risiko yang akan terjadi di depan mampu
saya selesaikan.
3.3.2 Mengatasi Tekanan
Tekanan biasanya terjadi ketika kita ingin melakukan
semuanya sendiri tanpa memerlukan bantuan oranng lain. Dalam usaha ini, tentu
dengan adanya orang-orang yang membantu akan lebih baik lagi untuk keberhasilan
usaha pangsit petak umpet. Yaitu dengan adanya para karyawan yang akan bekerja
pada bagiannya masing-masing. Dalam menghadapi tekanan yang terjadi
3.2 Jiwa Wirausaha
Dalam memilih usaha kuliner
pangsit petak umpet ini, saya memang awalnya tidak percaya diri dan ada
keraguan karena saya sendiri tidak bisa memasak dan tidak pernah memasak. Karena
saya menyukai hal baru yang belum pernah saya lakukan, saya tetap memilih usaha
kuliner. Saya bertekad ingin memiliki usaha sendiri, saya belajar memasak
dengan Ibu saya sendiri dan belajar mengenali bumbu-bumbu apa saja yang akan di
gunakan dalam membuat pangsit petak umpet.
Dan dari situ semakin besar keinginan saya untuk lebih
serius menjalankan usaha pangsit petak umpet. Saya ingin memiliki usaha yang
berkembang tentunya di dukung dengan kerja keras saya untuk menjalankan bisnis
pangsit petak umpet agar menjadi kuliner yang di minati semua kalangan.
3.2.1 Sikap Mental
Dalam menjalankan bisnis saya tidak terlalu memikirkan
secara serius, bukan menyepelekan atau malas-malasan. Namun, saya berusaha
santai agar tidak terlalu mengganggu aktifitas yang lain. Karena selain
menjalankan bisnis saya masih kuliah. Jadi harus mampu membagi waktu agar tidak
strees.
3.2.2 Perilaku Positif
Untuk benar-benar menjalankan
bisnis pangsit petak umpet, saya menerapkan pikiran positif dan perilaku
positif untuk memulai bisnis. Karena dengan saya menerapkan hal itu, selain
mendapatkan kepercayaan calon pelanggan, mereka akan menyukai dengan sikap yang
baik dari penjual dan mereka akan merasa puas dan tidak kapok membeli pangsit
petak umpet.
Untuk memiliki hal yang postif saya banyak belajar dari
orang-orang yang sudah sukses dalam bisnisnya. Seperti ibu saya yang seorang
penjual. Saya banyak belajar akan pentingnya perilaku positif yang harus di
miliki oleh seorang wirausahawan.
3.3 Risiko Usaha
Risiko yang akan terjadi adalah
jika kita mengalami kerugian. Misal sehari hanya beberapa orang saja yang
membeli pangsit petak umpet atau malah tidak ada sama sekali. Karena bisnis
tidak selamanya ramai pembeli terus-menerus. Adakalanya sepi pembeli. Tentu
bisnis akan rugi dengan banyaknya bahan yang masih tersisa.
Meski bisa di simpan di lemari
es, tetapi bahan baku yang basah mmudah busuk dan memiliki rasa yang berbeda.
Di sinilah risiko mulai timbul di saat bisnis sudah berjalan dengan baik.
3.3.1
Delegasi Wewenang
Dalam menjalankan usaha pangsit
petak umpet ini, saya selaku manajer dan pemiliknya akan bertanggungjawab penuh
atas segala hal yang bersangkutan dengan bisnis pangsit petak umpet. Dengan
memberi kebebasan terhadap karyawan untuk melakukan tugas semaksimal muungkin
tanpa paksaan yang membuat para karyawan bosan bekerja.
Selain itu, selalu diadakan rapat untuk mengumumkan
informasi terbaru tentang produk maupun masalah yang terjadi jika ada. Di sini,
Ibu saya sendiri, saya jadikan sebagai asisten. Hanya menggantikan saya
mengawasi para pekerja saja. Jika saya sedang kuliah atau ada kegiatan lain.
Jadi, saya tetap dapat menjalankan maupun mengontrol para karyawan dengan ada
atau tidaknya saya ditempat.
3.3.2
Melaksanakan
Perubahan
Risiko dalam bisnis tetap ada,
meskipun di sekitar tempat saya belum ada pesaing usaha pangsit petak umpet.
Namun, untuk mengatasi risiko yang kapan saja terjadi. Tentu perusahaan tetap
melakukan antisipasi. Dan misal berjalannya usaha pangsit petak umpet tidak
sesuai dengan rencana yang diharapkan di awal, tentu saya akan melakukan
perubahan agar rencana tetap berjalan dengan baik.
Seperti ketika bahan baku atau isian dari pangsit petak umpet masih banyak
tersimpan, kita bisa membuat menu baru dari bahan tersebut. Tentu hal ini
berisiko. Bisa saja malah tidak ada peminat. Namun, kita tetap mencoba untuk
mencari jalan keluar dalam mengatasi bahan baku yang masih terssimpan.
3.3.3
Evaluasi Risiko
Dalam membuka usaha pangsit
petak umpet yang pertama kali, tentu saya harus benar-benar tepat dalam menetapkan
setiap harga untuk melakukan laporan keuangan di akhir bulan. Apakah sudah
balik modal, mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya.
Inilah yang awalanya saya
takuti apabila saya membuka usaha dan malah mengalami kerugian. Namun, saya
berusaha untuk mencapai tujuan awal saya. Meskipun halangan sering datang,
seperti kurangnya modal dan kurangnya cara pemasaran pangsit petak umpet. Itu
yang sangat saya khawatirkan didalam usaha pangsit petak umpet ini. Tetapi,
saya terus mencoba mengenalkan produk pangsit ini.
3.3.4
Pengambilan Risiko
1.
Taksiran Risiko
Jika usaha pangsit petak umpet saya sedang melonjak, tentu saya akan
menyewa peralatan untuk lebih banyak memenuhi permintaan. Jadi jika suatu
ketika permintaan turun, saya bisa mengembalikan dan ridak menyewa lagi. Jadi
tidak akan merugikan perusahaan saya.
2.
Tujuan dan Sasaran
Selanjutnya saya mempertimangkan kebijakan saya tersebut apakah akan
memberikan keuntungan atau tidak. Risiko dari alternatif tersebut adalah saya
harus membayar uang sewa peralatan, tetapi pembayaran sewa peralatan merupakan
biaya lain-lain. Karena tidak termasuk biaya yang harus saya keluarkan tiap
bulan. Jadi, dapat di sesuaikan dengan naik turunnya permintaan.
3.
Teliti Alternatif
Dan untuk membayar uang sewa peralatan, saya menggunakan kas perusahaan dan
melakukan perputaran agar laporan keuangan di akhir tidak mengalami defisit.
Dengan mengurangi biaya yang tidak terlalu penting, seperti listrik. Karena
dalam usaha pangsit petak umpet tidak terlalu menggunakan banyak listrik dalam
proses pembuatannya.
4.
Kumpulkan Informasi
Saya melihat pasar saat ini, usaha yang sejenis masih belum ada. Namun,
apabila banyak pesaing, saya akan membuat menu baru dan mengembangkan
inovasi-inovasi agar pangsit petak umpet memiliki ciri khas sehingga para perusahaan
saya tetap di kenal meski akan ada banyak pesaing usaha sejenis.
5.
Minimkan Risiko
Saya yakin dengan menu yang berbeda dan baru, saya mampu menjalankan usaha
pangsit petak umpet berjalan dengan baik dengan adanya rencana dan risiko yang
mampu saya baca di awal. Dorongan semangat dan tekat yang selalu membuat saya
yakin untuk menjalankanstrategi dalam usaha ini untuk sekarang dan yang akan
datang.
6.
Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
1.
Saya akan menyewa peralatan jika permintaan sedang naik.
2.
Tujuan kedepannya untuk mendapatkan keuntungan dan
memuaskan konsumen, dan memenuhi permintaan akan pangsit petak umpet.
3.
Jika rencana tidak berhasil, saya melakukan perubahan
dengan kembali ke awal. Yaitu tetap dengan permintaan di awal yang tetap.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Wirausahawan adalah
sesesorang yang mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis
yang dipilihnya dan berani mengambil risiko yang akan terjadi. Maka, saya
memilih untuk menjalankan bisnis usaha yang bergerak di bidang kuliner. Yaitu,
pangsit petak umpet.
Dari sinilah saya memilih merintis
usaha Pangsit Petak Umpet. Saya memilih untuk mengembangkan pangsit yang
biasanya hanya di gunakan sebagai pelengkap di bakso, menjadi camilan yang
dapat di konsumsi setiap saat oleh semua kalangan. Tentunya murah, sehat dan
cocok untuk camilan anak-anak. Dengan menggunakan strategi rencana yang baik
untuk menjalankan usaha pangsit petak umpet ke depannya.
4.2 Saran
Lebih baik dalam menngatur
strategi yang akan di gunakan untuk menjalankan usaha agar usaha pangsit petak
umpet ini tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2008. Kewirausahaan
(Kasus dan Implementasi) edisi 7. Semarang : Galaksi Nusindo.
LAMPIRAN
Coin Casino - Best Online Casino Review by CasinoWow
BalasHapusCoin 온카지노 Casino is the 1xbet best online casino that offers a solid gaming 인카지노 platform. It is a top choice in the industry for most casino players. Its
Saya ingin tahu apakah ada orang di sini yang mencari pemberi pinjaman positif untuk melaksanakan proyek atau kebutuhan finansial Anda? Saya merekomendasikan orang tersebut untuk menghubungi Tn. Pedro Jerome (pedroloanss@gmail.com Whatsapp +393510140339) yang telah membantu banyak pengusaha muda & tua di seluruh dunia untuk mendapatkan bantuan keuangan, jadi saya sangat yakin bahwa Tn. Pedro dapat membantu dengan layanan pinjaman suku bunga 2% kepada siapa pun di sini yang mencari pinjaman.
BalasHapusTerima kasih sekali lagi karena telah mengizinkan saya menulis di blog Anda. Saya yakin saya telah memberi Anda artikel yang benar-benar unik dan relevan sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca Anda.
Jika Anda tidak senang dengan catatan singkat saya, saya dengan hormat meminta maaf sebelumnya.
Salam Hormat Saya,
Anya Bennett.